Senin 3 April, awal dari kisah kertas putih. Apa yang terbayang dari sebuah kertas putih menjadi sebuah hasil materi dan non materi? Apa yang harus dilakukan dengan selembar kertas putih?
Dengan bermodalkan hobi, dan keberanian akhirnya saya mendatangi salah satu cafe di Bandung. Cafe yang saya datangi adalah Fifteen Cafe di jl Sumatera no 15, Bandung. Cafe ini terbilang masih baru. Selain itu saya pernah mengenal pemiliknya yaitu Ibu Kurniati. Daripada bingung memikirkan apa yang harus dilakukan dengan kertas putih ini. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menawarkan design untuk photo booth ketika Paskah nanti sekaligus survei lokasi bila design diterima. Ini adalah area yang bisa dijadikan tempat untuk photo booth.
Akhirnya dengan bermodalkan kertas putih, ide, alat tulis, dan alat warna, saya mulai mendesign untuk photo booth.
Mendesign memang bukan keahlian saya tapi entah mengapa saya menyukainya. Butuh waktu sekitar 30 menit hanya untuk menggambar. Ditambah sebelumnya sudah mulai mencari-cari ide lewat internet. Karena Paskah identik dengan kelinci dan telur, saya membuat design dengan banyak kelinci dan pohon dengan telur sebagai hiasannya. Dan ini adalah hasil gambar saya.
Untuk memperjelas dan mempercantik hasil design saya, Saya pun mulai mewarnai dan menebalkan, tapi karena yang menjadi fokus adalah design saya, maka partisi besi yang menjadi dekorasi di Fifteen tidak saya tebalkan. Gambar ini merupakan hasil akhir dari design yang sudah selesai dan sudah diterima oleh pemilik Fifteen Cafe.
Di episode pertama ini kertas putih tidak hanya menghasilkan materi yaitu uang fee design dan non material yaitu relasi dengan Ibu Kurniati. Begitulah kisah kertas putih di episode pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar